TERAPI MENUNGGU MATI
TERAPI MENUNGGU MATI Hari ini adalah hari lain lagi yang ku habiskan dengan menunggu pasien asma di poliklinik paru. Bosan, lelah, dan syukur menjadi satu ku rasakan. Bosan karena setiap hari harus mendekam di poliklinik dengan status tak jelas. Lelah harus bicara panjang lebar tiap mewawancarai pasien. Namun ada rasa bersyukur karena dapat kesempatan belajar secara tidak langsung disini. Melihat bagaimana runtutan kerja dokter muda yang kebagian jaga poli paru mulai dari memanggil pasien, anamnesis, mengukur berat badan dan tekanan darah, hingga mendampingi pasien saat diperiksa dokter spesialis. Kadang aku pun ikut merasakan ketegangan kakak-kakak senior ketika di”nasehati” sang dokter, kebingungan saat ditanya keadaan pasien yang ada di bangsal dengan jumlah yang tak bisa dibilang sedikit, dan ketakutan menghadapi ujian. Sungguh rumit rupanya hidup dokter muda. Wah, aku tak yakin siap menjalani takdir seperti senior-seniorku ini. Sempat terpikir seandainya aku dulu mengambil...